BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah
kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI
untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013
merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill dan pendidikan
berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif falam berdiskusi dan
presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterakpan sejak 2006
lalu. Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta
didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.
Didalam penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan
pendidikan memerlukan strategi tertentu, dan salah satu strategi pembangunan
pendidikan nasional ini adalah ...”2. pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
berbasis komputer.
Pasal 35 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur
bahwa ...”(2) Standar nasional pendiidkan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan.” Selanjutnya didalam penjelasan Pasal 35 dinyatakan bahwa
“Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepekati.”
Pada hakikatnya Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa
“Pendidikanadalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran tersebut diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman
bagi para pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum
sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjut
Pembangunan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada Tahun 2004
dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu.
B.
Landasan Penyusunan Kurikulum 2013
1.
Landasan Filosofis
Landasan
Filosofis dalam pengembangan kurikulm menentukan kualitas peserta didik yang
akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan
masyarakat dan lingkungan alam sekitar.
Kurikulum
2013 dikemmbangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi pesert didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada
dasarnya tidak satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik
untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunkan filosofi
sebagai berikut.
a.
Pendidikan
berkarakter pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan
masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih
baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan
selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum
adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta
didik, kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang
peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b.
Peserta
didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi
ini, prestasi bangsadiberbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah suatu
yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses
pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar,
dibaca, dipelajari dari warisanbudaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh
lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berfikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, kurikulum 2013 memposisikan keunggulan
budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat
sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c.
Pendidikan
ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik
melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum
adlah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan
kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu,
selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik
d.
Pendidikan
untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa
lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan
bangsa yang lebih baik (experimentalism
and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, kurikulum 2013 bermaksud
untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demikratis yang lebih baik.
Dengan
demikian, kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana diatas dalam
mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam mengembangkan kehidupan
individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai
dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik
dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2.
Landasan Yuridis Kurikulum 2013
Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa (UU RI nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi
mengembangkan segala kompotensi peserta didik’ menjadi manusia beriman dan bertakwa
kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”(UU
RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Berdasarkan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka, pengembangan kurikulum haruslah
berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa kini, dan kehidupan bangsa dimasa
depan.
Pendidikan
berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan
peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya
bangsa. Melalui pendidikan berbaga nilai dan keunggulan budaya dimasa lampau
diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan
bangsa yang sesuai dengan zaman, dimana peserta didik tersebut hidup dan
mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut
akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap
dan kebiasaan, keterampilan sosial memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan
dirinya sebgaia individu anggota masyarakat, warga negara, dan anggota ummat
manusia.
Pendidikan
juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan segala
aspek kehidupan yang mencerminkan karakter bangsa kini dan bangsa yang akan
datang. Oleh karena itu, konten pendidikan yang dikembangkan kurikulum tidak
berupa prestasi besar bangsa dimasa lalu semata tetapi juga hal-hal yang
berkembang pada masa kini dan akan berkelanjutan dimasa akan datang. Berbagai
perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, polotik yang
dihaadapi masyarakat, bangsa dan ummat manusia dikemas sebagai konten
pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan
bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai
aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang
lebih baik, dan memposisikan pendidikan sebagai suatu yang tidak terlepas dari
lingkungan sosial, budaya, dan alam. Lagi pula, konten pendidikan dari
kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi
keunggulan budaya bangsa dimasa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai
bagian dari kehidupan masa kini.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa
kini akan menggunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah
menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara.
Atas dasar pemikiran itu maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warisan
budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi
peserta didik menggunakan bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia
telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, keterampilan
dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk
kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya, konten
pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompotensi Lulusan dan dikembangkan
dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan dan
disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan
warganegara yang produktif serta bertanggungjawab di masa mendatang.
Secara
singkat kurikulum adalah unutuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan
datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pestasi bangsa dimasa
lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan.
Ketika dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang masa- yang akan
datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan
prestasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan
idividu sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk
membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan
masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bang dan warga negara dimasa mendatang.
Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan peserta
didik dalam lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta
didik sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk
kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang
lebih baik lagi.
Adapun
Landasan Filosofis Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1.
Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.
PP
No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3.
PP
No. 23 tahun 2014 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan
4.
Permendikbud
No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
5.
Permendikbud
No. 64 tahun 2013 tentang Standar Isi
6.
Permendikbud
No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
7.
Permendikbud
No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian
8.
Permendikbud
No. 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Kompetensi SD
9.
Peremndikbud
No 71 tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran Layak
C.
Tujuan Penyusunan Kurikulum 2013
Mempersiapkan
insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara
yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.
D.
Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pelaksanaan
pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang
berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap
kondisi yang diharapkan terdapat maka diperoleh 14 prinsip utama pembelajaran
yang perlu guru terapkan.
Adapun
14 prinsip itu adalah :
1.
Dari Siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu; pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif,
pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk memberitahu siswa karena itu
materi pembeljaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal pembelajaran
guru membangkitkan rasa ingin tahu ssiswa terhadap suatu fenomena atau fakta
lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. Jika biasanya
kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai
sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai
dengan siswa mengamati fenomena atau
fakta tertentu. Oleh karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat
bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa dan dengan alat
itu guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya.
2.
Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi
belajar berbasis aneka sumber; pembelajaran
berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada
siswa sumber belajar seperti informasi dari buku siswa, internet, koran,
majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek,
pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar
kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar
di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran
tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.
3.
Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;
pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis
sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam
bentuk teks, desian program, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mempraktikkan sesuatu yang dapat dilihat dari
lisannya, tulisnnya, geraknya, atau karnyanya.
4.
Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran
berbais kompotensi; pembelajaran
tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses
belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.
5.
Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi
komponen sistem yang terpadu. Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam
sistem yang terpadu untuk mengasilkan kompotensi lulusan. Oleh karena itu guru
perlu merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa bersama-sama,
serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban
belajar siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang banyak,
aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban
belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.
6.
Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi; disini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggal.
Siswa melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari
tempat berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang
sama dari tempat yang berjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua
benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.
7.
Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan
aplikatif; pada waktu lalu
pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan
guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat
faktanya, gambarnya, vidionya, diagramnya, teksnya yang membuat siswa meihat,
meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan
mendengar, namun dengan mengggunakan panca indra lainnya.
8.
Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hardskills) dan keterampilan mental
(softskills); hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka
dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangku perkembangan
sikapnya dan keterampilan. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan
membaca, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan
berfikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan
karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan
menghargai pendapat dan yang lainnya.
9.
Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak
dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat
setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan
kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan
global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun
merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun
bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global.
10. Pembelajaran
yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan
kretivitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); di sini guru perlu menetapkan diri sebagai fasilitator
yang dapat menjadi teladan, memberi contoh bagaimana hidup selalu belajar,
hidup patuh menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi
teladan, di tengah siswa menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong
semngat siswa tumbuh mengembangkan potensi dirinya secara optimal.
11. Pembelajaran
berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan
waktu yang lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran
tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.
12. Pembelajaran
menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan
dimana saja adalah kelas.
Prinsip ini menandakan bahwa ruang belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan
dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk
siswa belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk
mengembangkan kompetensi siswa. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat
mengembangkan sistem yang terbuka.
13. Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran;
dini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK.
Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa dapat belajar dari
siapapun. Yang paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebab
mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak siswa tetap akan
menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika seolah tidak
memfasilitasi pasti daya kompetensi siswa akan jomplang daripada siswa yang
memperoleh pelajaran menggunakannya.
14. Pengakuan
atas perbedaan individu dan latar belakang budaya siswa; cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat
pendidikan di rumah, cara pandang, cara belajar, cara berfikir, keyakinan siswa
berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harut melihat perbedaan itu sebagai
kekayaan yang potensial dan indah jika
dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua
siswa, kembangkan kolaborasi, dan biarkan siswa tumbuh menurut potensinya
masing-masing dalam kolaborasi kelompoknya.
Demikian materi
tetang prinsip pembelajaran yang disarikan dari materi pelatihan implementasi
kurikulum 2013.
KE BAB II TUJUAN PENDIDIKAN,VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH
KE BAB II TUJUAN PENDIDIKAN,VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH
youtube domain videodl.cc: youtube - VICLUB
BalasHapusYouTube videos. This youtube mp3 channel is for the channel "VICLUB" (v) channel. You can watch the YouTube channel and the videos you think will be the